Monday, September 15, 2008

"Die Kleine hat die ganze Zeit geweint.." (PART I)


Wakaka, itu komentar tetangga kita yang berperut tambun dan kepala botak (husshh, kok puasa ngomongin orang?!! hehe). Si Bapak itu kayanya bukan orang Jerman tapi cukup lama tinggal di Jerman dan kayanya super pede berkomentar. Sebenernya sih ibu dan ayah cukup cuek denger komentar diatas, yang artinya kurang lebih " Si Kecil nangis melulu ya". Tapi kok tiap kali ketemu si Bapak itu, komentarnya itu melulu, bisa diulang berapa kali. Jadi sebel juga sih lama-lama.

Yah, Pak, kalau bayi bisa ngomong, pasti rana lebih prefer ngomong daripada nangis untuk dapetin keinginannya. Kalau ibu juga bisa cepet ngerti keinginan rana, pasti juga rana ga perlu nangis lama. Kalau ayah ga terlalu capek, pasti dengan cepat rana dikasih yang dimau atau dibujuk. It's hard to be a baby (kutip dari tante Prisma). Anak kecil bisa frustasi juga kan... Belum lagi kalau tantrumnya lagi meledak. Haduuh... Si Bapak itu pasti lupa, ya, gimana waktu dia kecil. Kok dia denger aja ya dan sibuk komentar aja soal rana nangis? Berarti dinding rumah kita emang tipis. Ck ck ck... Eh, tapi rana kalau nangis juga ga pelan kok.

Naja, cuma pengen sharing aja. Moga-moga rana juga ga cepet nangis karena keinginannya ga terpenuhi. Sekali-kali perlu lagi nangis, sebagai bentuk pelampiasan emosi, lagian biar sehat, paru-parunya kuat. Hehehe... Bukan berarti mau menjadikan rana anak yang cengeng lho!

PS. Rana bisa ngomong "thuthupfh" yang artinya bisa susu atau beneran tutup, "mai(n)" kalau dia ngajak main, "oum" kalau panggil oom, "chuu" artinya tschüss atau bye bye, "deiii" artinya drei (bahasa jerman) alias tiga.

0 comments: